Aktivitas Investasi di Batam: Resilien di Tengah Pandemi

(Ilustrasi Investasi di Batam)

Dalam situasi pandemi, investasi di kota Batam ternyata berhasil bertahan. Laporan BKPM menyatakan bahwa investasi PMA triwulan I tahun 2022 di Batam lebih tinggi di kisaran 37% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. 

Investasi Lanjutan dari Infineon

Di antara kontributor bertahannya aktivitas investasi di Batam adalah perusahaan eksisting Infineon Technologies. Kepala Biro Humas, Promosi, dan Protokol BP Batam Ariastuty Sirait menyampaikan komitmen investasi Infineon Technologies di Batam dalam kurun waktu 2020-2026 yang mencapai 1,3 triliun rupiah. 

Investasi tersebut, jelas Ariastuty, terbagi menjadi 2 tahapan: tahap pertama 580 miliar rupiah tersebar antara tahun 20202 dan 2026, yang kedua 758 miliar rupiah tersebar antara 2022 hingga 2026. Diperkirakan, investasi tersebut dapat menyerap 1,787 tenaga kerja. 

Komitmen Blue Steel Industries

Tak kalah menarik, perusahaan bahan bangunan asal Australia PT. Blue Steel Industries telah melakukan peletakan batu pertama secara simbolis dengan turut disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam kunjungannya di Batam pada Jumat siang (24/07/2022). 

Acara tersebut merupakan kegiatan simbolis dari komitmen Blue Steel Industries dalam investasinya yang rencananya mencapai 3,5 triliun dan dibagi dalam 2 tahap: tahap pertama 2,5 triliun rupiah, dan kedua 1 triliun rupiah. Situs yang rencananya mencapai luasan 60 hektar di kawasan Nongsa tersebut, bercita-cita membangun perbelanjaan bahan bangunan layaknya sebuah shopping mall, dengan memanfaatkan baik ruang darat maupun laut melalui reklamasi. Dalam perkiraan, investasi ini dapat menyerap hingga 3.000 tenaga kerja. 

Optimisme Pelaku Usaha Properti

Selain kabar investasi di atas, angin segar bagi perekonomian Batam juga nampak dari membaiknya kondisi industri properti di tengah recovery dari pengaruh pandemi Covid-19. 

Menurut General Manager Royal Property, Fendy, kondisi tahun 2022 belum sebanding masa emas industri properti Batam tahun 2017-2018. Namun kondisi saat ini, hemat Fendy, mengindikasikan arah ke sana. Fendy menjelaskan bahwa penjualan properti kembali meningkat cukup signifikan sejak awal 2022. Proyek menengah ke atas Villa Foresta produk perusahaannya, Cipta Group, yang berlokasi di belakang RSBP Sekupang, sudah banyak yang terjual, tambahnya. Pembelinya, jelas Fendy, bukan hanya dari kalangan WNI, namun juga dari kalangan WNA. 

Pembeli dari kalangan WNA belakangan ini memang menjadi salah satu target utama pasar industri properti di Batam. Demikian yang dinyatakan oleh Ketua Real Estate Indonesia (REI) DPD Batam Achyar Arfan. Menurut Achyar, peraturan turunan UU Ciptaker terkait industri properti pada dasarnya telah memihak pada majunya dunia properti, dan hal tersebut sangat diapresiasi oleh pelaku usaha properti Batam. Namun pada saat yang sam dirinya menyayangkan bahwa dalam prakteknya masih perlu proses menuju apa yang ideal digambarkan UU Ciptaker. 

Bagaimanapun, senada dengan Fendy, Achyar optimis bahwa dengan target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah sebesar 5%, industri properti Batam akan lebih baik. Sebab, pertumbuhan bisnis properti tahun 2021 sejalan dengan pertumbuhan ekonomi kota Batam, yakni mencapai angka 4,75%. Oleh itu, target 5% untuk tahun 2022 menjadikan pelaku usaha properti Batam lebih optimis bahwa perkembangannya lebih baik dari tahun 2021. 

(Sumber: BP Batam & Batam Pos)

Bagikan: