Ship To Shore (STS) crane yang dipesan sekaligus dibeli oleh BP Batam tahun 2022 lalu akhirnya tiba di Pelabuhan Batu Ampar pada April 2023 lalu. Dengan hadirnya container crane ini, proses bisnis di Pelabuhan Batu Ampar, khususnya terkait administrasi keuangan dan operasional bongkar muat peti kemas, mengalami penyesuaian.
Proses Bongkar Muat Jauh Lebih Cepat
Sebelumnya, proses bongkar muat peti kemas hanya melibatkan crane yang telah ada oleh perusahaan bongkar muat. Dengan kehadiran STS crane, kegiatan bongkar muat akan diprioritaskan menggunakan alat bongkar muat baru asal Korea ini.
“Dengan alat bongkar muat konvensional, kecepatan bongkar muat peti kemas dalam 1 jam hanya bisa memindahkan 4-8 box kontainer, namun dengan STS Crane yang baru ini kapasitas bongkar muatnya meningkat hingga 35 box kontainer per jam,” Dendi.
Dendi menambahkan, hal ini dilakukan demi memberi pelayanan terbaik bagi pengguna jasa.
“Di bawah kepemimpinan Kepala BP Batam Bapak Muhammad Rudi, saat ini, BP Batam berupaya mewujudkan Pelabuhan Batu Ampar yang lebih modern dengan menggunakan teknologi terkini untuk mempercepat layanan bongkar muat peti kemas,” imbuh Dendi.
Penggunaan STS crane baru ini diharapkan dapat mempersingkat waktu tunggu (dwelling time) di Terminal Umum Batu Ampar yang kemudian dapat menurunkan pengeluaran biaya logistik oleh pengusaha.
Batam Sebagai Hub Logistik
Kehadiran STS crane untuk mempercepat aktivitas bongkar muat, juga diimbangi dengan pembangunan container yard yang saat ini sedang berlangsung dengan target 20 hektare. Dengan tujuan, visi pemerintah mewujudkan Batam sebagai hub logistik lebih cepat tercapai.
“Teknologi sudah cukup canggih, kita order ini tak lain karena kita ingin memenuhi kebutuhan Kota Batam dengan teknologi, yang tidak boleh ketinggalan dengan negara lain,” Kepala BP Batam H. Muhammad Rudi.
Dengan menjadi hub logistik, diharapkan Batam lebih bermanfaat bagi Indonesia maupun negara lain.
“Hari ini mungkin kontainer masuk hanya kebutuhan warga atau masyarakat Kota Batam, ke depannya Batam akan menjadi hub logistik untuk negara atau daerah lain di Indonesia sendiri,” jelas Kepala BP Batam H. Muhammad Rudi.
Kerja Bersama
Rudi menyampaikan, jika Batam telah menjadi hub logistik, target pemerintah atas tugas dirinya sebagai Kepala BP Batam terwujud dari sisi daratnya. Namun, lanjut Rudi, hal tersebut memerlukan dukungan secara infrastruktur sisi laut, yang melibatkan instansi KSOP.
“Artinya dari sisi daratnya sudah teramankan dan sudah ada rasa kepercayaan dari mereka. Dan dari sisi laut, saya titip kepada Kepala KSOP mudah-mudahan nanti kapal tunda dan segala macam juga harus ada waktu yang tepat. Sehingga orang yakin karena waktu adalah segalanya bagi pebisnis,” tuturnya.
Rudi menambahkan, dari sisi darat dan laut bisa dijalankan dengan baik, maka ke depannya pemilik barang akan berlomba-lomba untuk menitipkan barangnya di Batam. Begitu juga nanti untuk di Bandara Hang Nadim yang sudah disiapkan.