(Ilustrasi Penyajian Kopi)
Minum kopi telah menjadi budaya di berbagai kalangan. Di dalam negeri pun budaya ini nampak semakin digandrungi, utamanya dekade belakangan. Baik di kedai-kedai tradisional atau pun kedai-kedai franchise luar negeri, nampak popularitas kopi sebagai minuman pilihan semakin meningkat. Menurut Katadata dan Data Indonesia yang merujuk pada data International Coffee Organization (ICO), konsumsi kopi di Indonesia pada meningkat dari 4.650 kantong yang memuat 60 kg di periode 2016/2017, hingga 5.000 kantong di periode 2020/2021.
Terlepas dari trend yang marak terjadi, pertanyaan muncul terkait adakah pengaruh kopi terhadap kesehatan? Bisakah pula meminum kopi bukan sekedar memenuhi keinginan cita rasa, namun juga sebagai bentuk budaya sehat?
Dalam tulisan sebelumnya, Admin menyampaikan tentang asal muasal kopi menjadi budaya dunia serta bagaimana kopi disajikan saat ia mula-mula dikonsumsi sebagai sejenis minuman energi. Kali ini Admin mencoba untuk sedikit menggali hubungan antara minum kopi dan kesehatan berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan baru-baru ini.
Hubungan Antara Kopi dan Kesehatan
Penelitian telah cukup banyak dilakukan oleh peneliti dari berbagai negara tentang manfaat kopi. Sebuah studi literatur yang menunjukkan trend sikap yang cenderung lebih positif terhadap kopi nampak cukup representatif menggambarkan perkembangan persepsi masyarakat terhadap kopi antara dekade 90-an hingga awal dekade 2010-an, yakni tentang adanya kaitan positif antara konsumsi minuman kopi dengan manfaat kesehatan.
Pada awal mula kopi dipopulerkan di tanah Arab, pada dasarnya kopi dirasakan manfaatnya sebagai minuman energi dan penguat daya fokus pikiran, terlepas dari dari perdebatan maupun kontroversi yang menyertai popularitasnya. Namun penelitian di beberapa dasawarsa belakangan membawa popularitas kopi kepada persepsi manfaat sehat yang lebih kuat dibanding sekedar memberi energi dan menguatkan daya fokus pikiran.
Ada cukup berbilang penelitian terkait hal ini. Sebagai contoh, penelitian di kalangan perempuan etnis Cina di Singapura menemukan korelasi yang baik antara minum kopi dan pencegahan kanker hati, terutama di kalangan yang rentan. Masih di kalangan etnis Cina Singapura, sebuah observasi juga menunjukkan lebih rendahnya potensi diabetes tipe ke-2 pada pria dan wanita peminum kopi.
Penelitian yang sempat populer belakangan ini dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Southern Medical University dan Jinan University di Guangzhou. Penelitian dengan partisipan bertotal 171.616 orang dan dilakukan antara 2006 dan 2010 tersebut menemukan bahwa orang yang mengkonsumsi kopi dalam kadar sedang per hari, tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi, cenderung memiliki ekspektansi hidup yang lebih lama. Hal tersebut berlaku baik pada peminum kopi berkafein atau pun decaf, serta apakah seseorang meminumnya dengan gula atau pun tidak.
(Salah Satu Kedai Kopi di Jakarta. Dok. Kompas)
Koran daring ScienceDaily juga melaporkan 3 penelitian yang dipaparkan pada Sesi Tahunan American College of Cardiology, yang cukup menguatkan trend kesimpulan tersebut; bahwa dalam kaitannya dengan kesehatan jantung, minum kopi tidak membahayakan atau justru berhubungan dengan baiknya kesehatan jantung. Pada studi pertama yang melibatkan data 382.535 orang tanpa riwayat penyakit jantung yang diketahui dan mencoba menggali apakah meminum kopi berperan dalam munculnya penyakit jantung atau pun stroke dalam interval 10 tahun, ditemukan bahwa risiko stroke atau kematian yang berhubungan dengan sakit jantung paling rendah pada orang yang meminum 1 cangkir kopi per hari, dan manfaat maksimal diperoleh ketika meminum antara 2-3 cangkir per hari.
Studi kedua yang melibatkan data 34.279 orang yang memiliki riwayat penyakit jantung berkesimpulan bahwa meminum kopi tidak menyebabkan risiko lebih tinggi terkait ritme jantung, dan risiko kematian terendah berkaitan dengan meminum 2 hingga 3 cangkir kopi per hari dibanding tidak minum sama sekali. Penelitian ketiga yang menakar perbedaan antara kopi berkafein dan decaf menyimpulkan bahwa kopi berkafein, baik dari jenis bubuk maupun instan, sebanyak 2-3 cangkir per hari berhubungan dengan risiko terendah terkait ritme jantung, penyumbatan arteri, stroke atau gagal jantung. Penelitian tersebut juga menyimpulkan adanya pengaruh kopi decaf dengan berkurangnya penyakit kardiovaskular, walau tidak berpengaruh pada risiko gagal jantung.
Peter M. Kistler, Profesor dan Kepala Penelitian Aritmia di Alfred Hospital dan Baker Heart Institute di Melbourne, Australia, sekaligus peneliti utama pada 3 penelitian yang dipaparkan di Sesi Tahunan American College of Cardiology tersebut menyampaikan, “Para dokter umumnya mengkhawatirkan pengidap penyakit jantung ataupun Aritmia jika mereka terus meminum kopi… dengan kekhawatiran bahwa kopi dapat memicu ritme jantung yang berbahaya. Akan tetapi studi kami menunjukkan bahwa konsumsi kopi secara rutin tetap aman dan bahkan dapat menjadi bagian dari pola konsumsi sehat bagi pengidap penyakit jantung.”
Ngopi Dengan Kadar Sehat
Untuk dapat menikmati kopi dalam kadar yang sehat, ada beberapa catatan yang perlu dicermati. Pertama, seseorang perlu memperhatikan dan menghentikan konsumsi kopi jika ada efek yang dirasa negatif setelah minum kopi, sebagaimana disampaikan oleh Peter Kistler.
Yang kedua, jika pun manfaat energi dirasakan oleh seorang penikmat kopi, maka perlu diperhatikan untuk mengkonsumsinya dalam kadar yang tidak berlebihan. Kadar menyehatkan bagi kopi yang paling umum adalah 2-3 cangkir, atau tidak lebih dari 4 cangkir. Umumnya anjuran berupa takaran tersebut, walau sebuah penelitian menganjurkan minimal 4 cangkir.
Catatan ketiga, Studi Guangzhou memberi keterangan bahwa rata-rata kadar gula yang digunakan sebanyak sedikit lebih dari 1 sendok teh untuk tiap cangkirnya, atau setara dengan 4 gram. Hal ini perlu diperhatikan sebab konsumsi gula yang berlebihan merupakan sebab munculnya penyakit lain, yakni diabetes dan penyakit lainnya.
Keempat, tentang takaran bubuk kopi per cangkir. Yakni umumnya takaran per 1 cangkir kopi adalah 2 sendok makan kopi bubuk, atau setara dengan 10 gram kopi bubuk.
Kelima, walau dua studi di atas menganjurkan kopi dengan kafein, namun penelitian lain juga tetap menunjukkan manfaat potensial dari kopi decaf.
Selamat Menikmati Kopi dengan menakarnya agar lebih sehat.