Batam mengalami surplus ekspor untuk periode Januari-April 2023 dibanding periode yang sama tahun lalu, sebagaimana terungkap dalam data BPS Kota Batam. Surplus ekspor dalam perbandingan dari tahun-ke-tahun (Year-on-Year, YOY) tersebut, terjadi walaupun ekspor mengalami penurunan secara perbandingan antar-bulan, yakni antara Maret dan April 2023.
Perbandingan antar-bulan (Month-To-Month) tersebut dapat dijelaskan dari tabel berikut.
Tabel 1. Perbandingan Ekspor dan Impor Antara Bulan Maret dan April 2023.
(Sumber: Data BPS kota Batam, Humas BP Batam)
Tabel 1 di atas menjelaskan turunnya trend ekspor pada bulan April 2023, dibandingkan bulan sebelumnya, yakni bulan Maret 2023. Trend menurun juga terjadi pada aktivitas impor di kota Batam pada bulan yang sama.
Namun turunnya nilai ekspor dan impor pada bulan April, tetap terakumulasi pada hasil kenaikan nilai ekspor dan impor untuk periode bulan Januari-April 2023, dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022 lalu. Perbandingan antar-tahun (Year-on-Year) tersebut tergambarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Perbandingan Nilai Ekspor dan Impor Antara Tahun 2022 dan 2023 Periode Januari-April
(Sumber: Data BPS kota Batam, Humas BP Batam)
Peningkatan Pelayanan Untuk Mengundang Investasi
Bersama elemen lain pemerintah, BP Batam terus melakukan upaya peningkatan pelayanan demi kenyamanan investasi di kota Batam. Di antara upaya yang dilakukan untuk tujuan ini adalah akuisisi alat bongkar muat container crane yang saat ini telah mulai beroperasi di Pelabuhan Batu Ampar.
Dengan STS Crane yang saat ini sudah hadir di Pelabuhan Batu Ampar, diharapkan proses bongkar muat barang dari kapal ke darat bisa lebih cepat. Dalam 1 jam, STS Crane yang baru didatangkan ini dapat melakukan aktivitas bongkar muat sebanyak 35 kontainer.
“Tidak sampai 2 menit, satu kontainer sudah bisa (dipindahkan) ke darat. Alat ini bisa menyelesaikan banyak masalah di sini. Tentu kalau ini berjalan baik, tahun depan kita harapkan sudah menambah lagi,” ujar Kepala BP Batam, H. Muhammad Rudi.
Begitu juga dengan area container yard yang saat ini sudah dibangun dengan target seluas 20 hektare. Sehingga, Batam menjadi hub logistik akan semakin cepat tercapai. Dengan kata lain, Batam saat ini sudah siap untuk menjadi tempat penitipan kontainer bagi siapapun.
“Sudah dititip di Batam, boleh dibawa keluar lagi tanpa proses, karena Batam adalah Free Trade Zone. Daerah kawasan bebas yang barang apa saja boleh masuk. Hari ini mungkin kontainer masuk hanya kebutuhan warga atau masyarakat Kota Batam, kedepannya Batam akan menjadi hub logistik untuk negara atau daerah lain di Indonesia sendiri,” tegasnya.