Pelabuhan Batu Ampar Batam Terus Dibenahi Menjadi Pelabuhan Transshipment Berstandar Internasional

(Pelabuhan Batu Ampar. Dok.Foto: infopublik)

Sebagai otoritas pengelola Pelabuhan Batu Ampar, BP Batam melalui Badan Usaha Pelabuhan terus mengembangkan Pelabuhan Batu Ampar menjadi international transshipment hub

Secara fisik, pengembangan yang dilakukan pada Pelabuhan Batu Ampar melibatkan pembangunan lapangan peti kemas (container yard), pendalaman arus, dan penempatan container crane. BP Batam juga tak lupa mempermudah akses dari dan menuju Pelabuhan Batu Ampar dengan menambah lajur pada Jalan Yos Sudarso. 

Pelabuhan Batu Ampar merupakan pelabuhan utama Batam di tepi Selat Singapura. Demikian disampaikan oleh Direktur Badan Usaha Pelabuhan BP Batam, Dendi Gustinandar. Dendi menambahkan, data BPS menunjukkan bahwa 50% aktivitas ekspor dan impor Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dilakukan melalui Pelabuhan Batu Ampar. Tujuannya mayoritas ke Singapura (40%), dan sisanya ke Amerika Serikat, Tiongkok, serta beberapa negara lainnya. 

“Semuanya transshipment, tidak ada yang langsung untuk kontainer. Tapi ada beberapa yang langsung tapi itu kecil sekali,” imbuhnya.

Menurut Dendi, saat ini pengiriman langsung belum bisa dilakukan, mengingat BP Batam sedang dalam tahap pengembangan pelabuhan, utamanya Pelabuhan Batuampar, sebagai pelabuhan dengan nilai ekspor impor terbesar di Kepri. 

Untuk mendongkrak kapasitas Pelabuhan Batuampar, pengembangan fisik perlu dilakukan. Kapasitas transshipment pelabuhan Batuampar, khususnya dermaga dan kedalaman lautnya yang saat ini hanya dapat menampung kapal dengan muatan 1.000 kontainer, rencananya akan dibangun hingga dapat mengakomodir kapal pengangkut peti kemas berkapasitas hingga belasan ribu kontainer. Caranya, dengan melakukan pendalaman laut hingga akhirnya mencapai minus 16-18 mLWS, dan sejak tahun lalu pendalaman telah dilakukan hingga minus 12 mLWS. 

Pengembangan lain melibatkan perluasan lapangan peti kemas, serta pengadaan alat bongkar muat dengan kapasitas angkut 24-29 kontainer per jam agar waktu tambat kapal semakin singkat. Akselerasi besar-besaran pembangunan pelabuhan ini, jelas Dendi, pertama kali dilakukan oleh BP Batam dengan nilai ratusan miliar. 

Kepala BP Batam Muhammad Rudi menjelaskan bahwa pengembangan Pelabuhan Batuampar dilakukan sebab pelaku usaha membutuhkan efisiensi waktu proses bongkar muat di pelabuhan. “Saya dan semua Deputi BP Batam, sudah sepakat, pelabuhan kita benahi. Bongkar, muat, angkut, semua kita benahi. Berapapun anggaran ada akan kita masukkan ke sini. Sehingga pelabuhan menjadi pelabuhan bertaraf internasional,” jelas Rudi.

Selain fisik, Pelabuhan Batuampar juga telah melakukan penurunan tarif pelayanan melalui Perka BP Batam terkait, perizinan secara daring, ditambah beberapa perencanaan terkait perbaikan serta pengadaan sarana dan prasarana. Diharapkan, biaya logistik yang dikeluarkan pelaku usaha pada akhirnya dapat berkurang hingga 23 persen. 

Bagikan: